Sebuah Perubahan Baru
Lama tidak update blog ini dan lama juga tidak merekam jejak si Devon. Banyak cerita yang terlewatkan banyak kisah yang terabaikan. Diposting terakhir kutulis tentang kegamangan dan kegelisahan Devon saat menjelang Unas demi menggapai keinginannya bisa masuk ke SMKN. Untuk merefresh bisa dilihat DISINI
Alhamdulillah dengan perjuangan keras serta doa akhirnya Devon bisa diterima disekolah yang diinginkan dan memilih jurusan listrik. Di sekolahnya yang baru Devon tumbuh menjadi remaja yang mandiri banyak perubahan yang terjadi, kini dia bukan lagi pribadi yang selalu berada dibelakang layar tapi dia sudah belajar menjadi leader dengan menerima amanah sebagai ketua kelas. Bukan itu saja dia juga ditunjuk sekolah menjadi IT (Information and Technology) yang bertanggung jawab atas segala perangkat kompi, lappy, inet dan lainnya. Bahkan dia sudah dipercaya untuk menentukan hardware dan software yang diperlukan disekolah.
Devonpun sudah bukan lagi anak-anak yang kemana-mana minta diantarkan, dia sudah berangkat sekolah sendiri dengan motor baru hadiah ortu atas hasil kerja kerasnya hingga mendapat hasil ujian dan kelulusan dengan nilai yang boleh dibilang cukup bagus. Setengah enam pagi dia sudah berangkat dan setengah tiga atau jam tiga baru pulang. Cukup padat aktifitas disekolah tapi alhamdulillah dia makin semangat menjalani hari-harinya bahkan dia sudah mencanangkan target baru untuk bisa masuk di ITS (Institut Teknologi Surabaya) hingga minimal bisa melanjutkan sampai S2. Barakallah ya nak, semoga Allah memudahkan jalanmu.
Suatu hari dia ketika aku pulang kantor dia lagi asyik otak-atik lapstop dengan satu set modem baru. "Ini lappy siapa", tanyaku dalam hati seraya menaruh tas diruang kerjaku. setelah kutanyakan ternyata Dev diberi tugas kepala sekolah untuk membetulkan dan menginstall ulang empat lapstop sekolah, yang tiga sudah selesai disekolah yang satu dibawa pulang karena waktunya udah tidak keburu. Kemudian dengan raut wajah berbinar-binar Dev menunjukkan beberapa lembar uang yang katanya pemberian dari kepala sekolah sebagai jasa dan rasa terimakasihnya.
Aku hanya bisa bersyukur hasil kerjanya dihargai tapi sebagai ortu tetap menasihatinya jangan terlalu mengkomersialkan ilmu, ada saatnya harus berbagi ilmu apalagi itu digunakan untuk kepentingan bersama. Kepada Dev aku wanti-wanti selagi masih menjadi siswa jangan pernah minta uang jasa apalagi memasang harga untuk kepentingan bersama disekolah. Devon menganggukkan kepala seraya berucap "Tadi Devon sudah menolaknya tapi pak guru tetap memberikannya, katanya ini rezeki yang tidak boleh ditolak". Aku manggut-manggut terharu sembari memohon pada Sang Robb semoga tetap bisa menjaga hati anakku. Aamiin.
Bersambung...